Oleh H. Zamris Habib *)
1. Pendahuluan
Kelahiran era baru dalam dunia informasi telah merubah pola komunikasi masyarakat, hal ini disebabkan oleh penemuan baru di bidang teknologi komuniakasi. Tehrenian (1982) mengemukakan dalam beberapa dekade terakhir ini ada tiga kekuatan, yaitu kekuatan teknologis, socio ekonomis, dan politik, yang telah mengubah struktur sistem internasional ketingkat tertentu. Kekuatan atau eksploitasi teknologis bergerak cepat di lapangan komunikasi dimana revolusi dalam bidang satelit komunikasi dan teknik microprocessor mencerminkan dua illustrasi yang paling dramatis, yang mempunyai akses komunikasi dunia yang universal dan disesuaikan dengan keperluan pribadi atau personalized (Dordick, et al, 1981). Teknologi Komunikasi mutaakhir telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia” (Doviat, 1967). Bersamaan dengan perkembangan teknologi komunikasi ini, meningkat pula kecemasan tentang efek media massa terhadap masyarakat (khalayak). Doviat mengingatkan tentang kemungkinan dikontrolnya media massa untuk kepentingganya sendiri. Apalagi revolusi ketiga dalam dalam dunia komunikasi ditandai dengan the invention of computer ushered in The Third Communication Revolution (Computer technology wich processes and transmite information much more effecienly than mechanical devices, is driving the majority of change affecting today’s media). Perkembangan dalam dunia komunikasi dan informasi telah membawa kita ke dunia global dan menjadikan masyarakat secara terus menerus diterpa (exposure) oleh media sehingga terciptalah masyarakat informasi (information society)
2. Masyarakat Informasi (Information Society)
1) Globalisasi
Konvergensi perusahaan media juga melahirkan grup media yang dapat memanfaatkan penyebaran berita dalam membentuk opini untuk disebarkan ke berbagai jenis media yang berbeda di bawah naungan grupnya. Sebuah grup MNC di bidangmedia seperti CNN, atau MNC di Indonesia, misalnya menaungi beberapa media TV, radio, surat kabar, internet dll. Melalui media massa dapat membentuk realitas kehidupan masyarakat sejalan dengan kapitalis neo liberalism. Di era globaisasi saat ini media massa mempunyai peranan penting dalam membentuk pola hidup masyarakat. Media massa berlomba-lomba menyuguhkan acara atau pemberitaan tertentu yang dapat menarik minat khalayak, sesuai dengan fungsi media massa sebagai media informasi, media pendidikan dan hiburan. Bahkan dewasa ini media massa dikategorikan sebagai The Third Power (kekuatan/kekuasaan ke tiga) setelah money (uang) dan power (kekuasaan) itu sendiri. Dengan demikian para penguasa ekonomi (baca konglomerat) dan penguasa negara berlomba-lomba untuk mendirikan media atau membeli perusahaan media yang ada. Pencitraan (image) telah menjadi mode bagi kalangan politisi dewasa ini, lihat dalam kampanye calon legislatif dan calon presiden telah memanfaatkan media massa dalam kampanye mereka. Shirly Biagy (1995) menyatakan bahwa dana kampanye banyak dihabiskan melalui media massa terutama televisi.”The rising cost of national political campaigns is directly connected to the expence of television advertising. TV is very efficient way to reach large numbers of people quickly, but campaigning for television also distances the candidates from direct public contact.
Sebagai salah satu varian dari kapitalisme adalah neo liberalism yang merupakan bentuk modern liberalisme klasik dengan tiga ide utamanya, yaitu pasar bebas, peran negara yang terbatas, dan individualism (Adams, 2004). Implikasi dari perpaduan ideologi pasar bebas memarginalkan peran negara dan mengutamakan tanggungjawab individu. Dalam skala global dengan dikuasainya perusahaan media oleh penguasa dan konglomerat yang banyak dimiliki oleh negara-negara maju, negara-negara super power dan Eropa akan mendominasi sumber informasi dan dapat menekan negara-negara lain di bidang ekonomi, militer, politik dan budaya. Dunia ke tiga atau negara-negara miskin dengan terpaksa tunduk serta tidak berdaya dalam menghadapi rekayasa informasi yang sering menyudutkan negara-negara berkembang. Selanjutnya dengan diperkecilnya peran negara maka peran masyarakat dan media massa akan semakin besar dan bahkan menjadi pilar demokrasi. Terbentuknya masyarakat informasi adalah sebuah kenicayaan di era informasi yang sangat terbuka ini, seperti dikatakan Mc Luchan bahwa dunia sekarang sudah menajadi “desa global” (global village) di mana tidak ada lagi suatu peristiwa yang terjadi di penjuru dunia yang tidak diketahui oleh masyarakat di belahan dunia lain pada saat terjadinya (real time). Pengaruh globalisasi tersebut akan sangat mempengaruhi lembaga pemerintah, lembaga politik, budaya dan life style masyarakat.
2) Perkembangan Teknologi Komunikasi
Hakikat teknologi adalah the systemaric application of scientific or other kowledge to pratical task (Galbraith). Selanjutnya perkembangan teknologi komunikasi secara langsung telah memberikan efek terhadap perkembangan masyarakat. Sardar mengatakan bahwa dulu bangsa-bangsa berjuang menguasai wilayah atau berjuang untuk kemerdekaan wilayahnya, sekarang orang mulai berjuang untuk menguasai “bidang baru” yaitu informasi agar tidak dikendalikan oleh yang menguasai informasi. Penguasaan informasi harus dimulai dengan penguasaan dan pengendalian terhadap perkembangan teknologi komunikasi dan informasi itu sendiri. Ciri-ciri dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT, information and commnication technogy) dewasa ini ditandai dengan 1) The Rise of Internet, munculnya Web dengan information super high way. 2) Convergencing Industries, munculnya industri digital yang mengglobal, dan 3).Convergecing Technologies, seperti CD digital, TV transmitte in digital format, telpon seluler dll. (Kemunculan TV digital di Indonesia yang diresmikan oleh Presiden RI pada hari kebangkitan Nasional 20 Mei 2009, oleh presiden dinyatakan sebagai revolusi ketiga di bidang informasi di Indonesia. Revolusi pertama ditandai dengan munculnya TV RI yang diresmikan oleh Presiden Soekarno tahun 1964, dan revolusi ke dua ditandai dengan peluncuran Satelit Palapa tahun 1976 oleh Presiden Soeharto). Satelit Komunikasi yang ditahun 1945 baru merupakan gagasan yang ditulis oleh Athur C. Clark dalam majalah Wireless World edisi Oktober 1945 dapat diwujudkan oleh Jhon R Piere dari Bell Laboratories dengan didemontrasikannya kelayakan komunikasi ruang angkasa dengan satelit ECHO dan Telstar. Bahkan Satelit Komunikasi, digital recording dan Internet adalah contoh dari Revolusi Ketiga Informasi di dunia.
Kemunculan internet telah mempermudah komunikasi dan penyaluran informasi ke seluruh dunia, teknologi Wolrd Wide Web sebagai multimedia portions, dengan HTMLnya dapat membuat halaman-halaman web. Teknologi Satelit (dimana Indonesia, 1976 adalah negara kedua waktu itu setelah Canada yang memiliki satelit komunikasi) telah melahirkan siaran TV-DBS (direct broadcating system) dan dilengkapi dengan kemunculan kabel optik yang bisa menyalurkan informasi dalam jumlah besar dan cepat, information super highway.
Perkembangan ICT tersebut diatas tidak saja mempengaruhi media Internet dan TV, tetapi juga memasuki dunia industri media,seperti media cetak, radio dan munculnya New Multimedia .
• Media cetak seperti buku, majalah dan surat kabar. Trend teknologi di bidang media cetak ditandai dengan penggunaan bahasa digital (digitizing, making an image computer readable as with scaner), deskop publishing is the composition, seperti tata letak (lay out) dan mencetak dengan menggunakan dikendalikan oleh PC (Personal Computer), juga publishing (penyebaran dan pendistribuasian informasi melalui internet dan CD, serta teknologi komputer telah merubah cara mempublish (menerbitakan) buku, majalah dan surat kabar, bahkan mempercepat proses cetak, seperti cetak jarak jauh dengan biaya yang lebih murah. Surat Kabar yang terbit di Jakarta seperti Republika, Kompas dll. Juga dicetak di Makassar dan Medan dengan teknologi cetak jarak jauh, sehingga masyarakat di dua kota tersebut sudah dapat membaca surat kabar di pagi hari seperti orang Jakarta.
• Radio, yang sejak tahun 1940an telah menjadi kekuatan budaya dan politik, menjadi lebih signifikan perkembangannya dengan ditemukannya gelombang FM oleh Edwin Amstrong. Dewasa ini media radio audiensnya telah tersegmentasi seperti media lain. Siaran radio digital dan radio satelit telah menawarkan pilihan-pilihan bagi pendengar. Dengan demikian persaingan industri radio semakin ketat dan telah meningkatkan perkembangan dunia industri radio dewasa ini.
• Munculnya New Multimedia, suatu konvergensi dari televisi, telepon, computer, data base dan delevery system. Misalnya, sebuah Note Book yang tersambung dengan internet dengan ukuran layan 8 inch Anda dapat menikmati siaran TV manca negara sambil menunggu pesawat di airport, dapat mengirim dan menerima email dan telepon, melihat data perkembangan perusahaan dan mengevaluasi serta dapat mengambil keputusan di mana dan kapan saja, dengan kemunculan New Multimedia hambatan waktu dan tempat tidak lagi menjadi masalah.
3) Dampak dari perkembangan teknologi komunikasi atau globalisasi.
Terdapat tiga ketimpangan yg mencolok :
a. Porsi pengeluaran Negara-negara2 berkembang sekitar 3 % dan hanya memiliki 13 % dari seluruh ilmuan yg ada di dunia dan bertumpuk di India, Brazil, Argentina dan Mexico
b. Negara-negara berkembang harus meningkatkan porsi untuk pengeluaran bidang industry dari 7 % menjadi 25 %. Tahun 1980 hanya 9 %
c. Nilai peralatan pengolahan data, diperkirakan AS, Jepang dan Eropa Barat mencapai 83 % dari seluruhan dunia (1978). 17 % dimiliki bersama dan th 1988 meningkat 20 %
Di samping itu otomasi besar-besaran akan menyebabkan pengangguran, contoh sebuah computer bisa menyebabkan ribuan orang tak lagi dibutuhkan, dan juga menimbulkan dilemma-dilemma moral lainnya . Dari sini disadari betapa besarnya peranan pendidikan dan ilmu pengetahuan, sebab “the knowledge gap hypothesis posits that the “information-rich” benefit more from exposure to communications media than the “information-poor” Hal tersebut akibat dari perbedaan tingkat pendididkan, akses terhadap sumber informasi seperti perpustakaan dan computer rumah yang tersambung dengan internet merupakan suatu keniscayaan di era informasi
Dalam menghadapi informasi melalui media massa yang perlu mendapatkan perhatian adalah di mana sementara orang kurang nyaman untuk mencari penyelesaian konflik, dan membicarakan berita-berita yang kurang baik (bad news) melalui teknologi komunikasi. Hal-hal negatif lainnya dari media massa adalah kekerasan yang seringkali dituduhkan masyarakat kepada siaran televisi, akan tetapi sebenarnya televisi hanya salah satu penyebab dari kekerasan dan bukan satu-satunya penyebab, seperti kemukakan Sherly Biagy,(1995) “several sub sequent studies have suggested that TV violence causes aggression among children. Researchers caution, however, that TV violence is not the cause of aggressiveness, but a cause of aggressiveness”
Selain dampak negatif tentu saja banyak hal-hal yang positif yang dapat dipetik dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, dengan perubahan institusi seperti perubahan lembaga-lembaga pendidikan, munculnya system pendidikan Jarak Jauh atau terbuka, seperti Universitas Terbuka, SMP Terbuka, Open University di London, India, Pakistan dan lain-lain.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangangan, ditandai dengan munculnya e- Banking, e-comers, e-money, dan resesvasi tiket pesawat dan hotel melalui internet. Dibidang kesehatan munculnya e-medicin dan yang tak kalah pentingnya adalah sistem kependudukan di mana diharapakan setiap KTP atau IC harus memiliki chips, seperti di negara tatangga, pendataan kependudukan sudah computerize dan dapat diakses melalui internet sehingga perpindahan penduduk dapat dilacak dan diketahui dengan mudah. Dengan demikian masalah daftar pemilih tetap dalam Pemilu dapat diatasi dengan mudah dan dengan data kependudukan yang akurat.
Wujud sistem komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi menurut Bell (1979) :
Pertama, jaringan pengelolaan data yang memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah masing-masing, pesanan akan dikirimkan langsung ke rumah.
Kedua, bank informasi dan sistem penyelusuran yang memungkinkan pemakainya menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh copy cetaknya dalam waktu cepat.
Ketiga, sistem teleks yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan, seperti cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk lewat layar televisi di rumah masing-masing.
Keempat, sistem faksimili yang memungkinkan pengiriman dokumen secara electronik.
Kelima, jaringan komputer interaktif yang memungkinkan pihak-pihak yang berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer.
Dengan semakin berkembangnya pekerjaan di bidang informasi dan semakin banyaknya sarana komunikasi, menurut F. Latham ( dalam Toffler, 1992) maka jumlah orang yang dapat bekerja di rumah atau di pusat-pusat kerja setempat juga semakin banyak. Hal tersebut disebabkan berbagai kekuatan yang ampuh sedang bertemu membentuk suatu kekuatan yang hebat untuk menciptakan “pondok elektronik”. Indikasinya adalah pergantian yang menguntungkan antara transportasi dengan telekomunikasi.
4). Ciri-ciri Masyarakat Informasi
Setelah melihat uraian tentang perkembangan ICT dan globalisasi sampailah kita kepada ciri-ciri masyarakat informasi. Diantara ciri-cirinya adalah :
a. Masyarakat yang terkena exposure (terpaan) media massa dan komunikasi global.
b. Masyarakat yang sadar akan informasi dan mendapatkan informasi secara cukup.
c. Menjadikan informasi sebagai komoditas bernilai ekonomis.
d. Berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem masyarakat global.
e. Mengakses informasi super highway (berkecepan tinggi)
Masyarakat informasi masyarakat akan menjadi :
i) terbuka, diiringi dengan sikap kritis dan tidak apriori,
ii) demokratis, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, dan masyarakat informasi lebih demokratis dibandingkan masyarakat industri.
iii) disentralisasi, kekuasaan berbagi, adanya otonomi daerah,
iv) bidang pekerjaan dari manufacture ke jasa, ciri pekerjaan berbasis ilmu pengetahuan, otomasi, pemecahaan masalah dan innovasi (lihat Masuda),
v) ketergantungan kepada ICT, komputer merupakan teman sejawat demokrasi yang paling penting sejak ditemukannya kotak suara (Toffler, 1992)
Globalisasi mempengaruhi paradigma kehidupan dan pola kehidupan masyarakat informasi (life styles), terjadi jabatan-jabatan tertentu yang hilang tetapi banyak juga jabatan baru yang muncul (changing creers), demikian juga banyak peraturan yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya tentang cyber crime, transaksi electronik yang memerlukan undang-undang dan peraturan yang baru (changing regulators)
5. Prinsip Islam dalam penciptaan dan penyebaran information
Sardar mengemukakan thesisnya tentang konsep Islam dalam penciptaan dan penyebaran informasi dalam bukunya Information and Muslim World : A Strategy for 21’st Century, (1998), sebagai berikut :
a. Tauhid, kemerdekaan dalam informasi adalah criteria ethical pertama dan umat Islam tidak dalam kedudukan terpaksa tunduk kepada kekuatan luar, apakah itu Neo Lib, Konglomerasi, MNC, atau negara Super Power selain tunduk kepada kekuatan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
b. Ilm, informasi diupayakan dalam kerangka ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan masyarakat.
c. Hikmah, (kebijaksanaan), informasi harus merefleksikan karakteristik tertinggi Sang Maha Pencipta, dengan memandang sesuatu peradaban Muslim yang dinamis dan berkembang dengan kecakapan dan ketajaman serta kecermatan pikiran.
d. Adl, penciptaan dan penyebaran informasi harus diarahkan untuk memajukan keadilan. Informasi harus diupayakan melalui cara-cara yang adil dan didistribusikan secara adil pula.
e. Ijma’ dan Syura (Konsensus dan musyawarah), Sebelum masayarakat diajak bermusyawarah, mereka sudah harus menerima informasi secara merata dan relevan. Konsesus hanya bisa dicapai apabila semua fakta tentang sebuah kebijakan tertentu sudah mereka ketahui, artinya tidak hanya diketahui oleh segelintir orang, atau elit organisasi atau politik.
f. Istishlah (Kepentingan Umum), semua informasi yang diciptakan dan didistribusikan adalah untuk kepentingan umum (kemaslahatan masyarakat)
g. Ummah (Muslim sejagat), Informasi seyogiyanya di samping kepentingan umum secara lokal adalah untuk kepentingan Ummat Islam se dunia (masyarakat Islam global)
Kesimpulan
Perkembangan ICT telah menciptakan masyarakat informasi (information society) dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ketergantungan kepada teknologi adalah suatu keniscayaan yang pada dasarnya mempermudah kehidupan manusia, karena bertambah modern seseorang atau masyarakat akan sangat tergantung kepada teknologi. Prinsip Islam sebagai pegangan umat dalam menghadapi segala kemungkinan di era globalisasi ini adalah dengan berpegang kepada prinsip dasar yaitu Tauhid, bahwa ketundukan seseorang tidak boleh terjadi kecuali kepada Tuhan Allah Swt. Kendatipun umat Islam berada dalam posisi di bawah tekanan langsung atau tak langsung dari negara-negara maju dan Super Power dibidang ekonomi, politik, militer dan lain-lain. Wallahu a’lam bissawab.
Kepustakaan
1. Alvin Toffler, Gelombang Ketiga, PT Pantja Simpati, Jakarta, 1992
2. Joseph Straubhar & Robert La Rose, Media Now, Communication Media in the Information Age, Wadsworth, USA, 2000.
3. Shiley Biagy, Media Impact An Introduction to Mass Media, Third Edition, Wadsworth Publishing Company, Belmont, California, 1995.
4. Zulkarimen Nasution, Perkembangan Teknologi Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2005.
5. Ziauddin Sardar, Information and Muslim World : A Strategy for 21’st Century, Mizan, Bandung, 1998
*) Drs. H. Zamris Habib, M.Si, adalah alumnus Magister Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia, sekarang Dosen tetap pada FAI Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurut saya, saya itu termasuk ke dalam kategori guru yang sudah modern bukan primitif lagi, karena saya hidup di zaman yang penuh dengan kayanya akan ilmu teknologi yang canggih dan semakin modern di era globalisasi sehingga dalam segi pengajaran dan pembelajarannya, saya juga pasti akan menggunakan teknologi tersebut dengan baik seperti Laptop, proyektor dan sebagainya. Dan dengan menggunakan alat tersebut, saya bisa menjadi lebih mudah memberikan materi kuliah kepada peserta didik dengan baik. Disamping itu pula, dari segi penyampaian dan pemberian materi pelajarannya saya menginginkan adanya interaksi antara guru dan peserta didiknya, sehingga tercipta diskusi dan adanya beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik kepada saya.
Assalau’aalaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera saya sampaikan, semoga senantiasa lancar dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin
Mengomentari artikel di atas tentang “Prinsip Islam Penyebaran Informasi pada Information society (Masyarakat sosial)” saya menjadi malu jikalau harus bertoreh dirubuk ini, bahwa memang niscaya untuk menarik diri dari teknologi dan informasi di Era peradaban ini, saya hanya mengharapkan walaupun cuma sekedar harapan, bahwa masyarakat dari Bangsa ini seluruhnya menjadi Mayarakat Informasi yang minimal memegang tujuh prinsip yang telah diutarakan Sardar dalam infomation and muslim word , kita tahu bahwa mayoritas dari penduduk Bangsa ini adalah memeluk agama Islam, tentunya sangat repersentatif jika memakai Bangsa ini dalam mengomentari “Prisip Islam dalam Penyebaran Informasi pada Information Society (masyarakat Informasi).
Islam selalu mampu untuk menyesuaikan peradaban jika benar dalam menafsirkan sumber pokok dalam ajaranya yakni Al-qur’an dan As-sunnah, bahkan secanggih apapun peradaban itu, Islam pasti mampu menjawabnya, yang patut disadari belum tentu pemeluknya, (orang Islam) sama dalam menjawab peradaban itu dari penafsiran mereka tentang teks sakral (Al-qur’an dan As-sunnah).
Tetapi realitasnya Penyebaran Informasi yang sangat gencar ini jika tidak ditunjang dengan pemahaman agama yang dalam dan luas pasti efek negatif akan lebih dominan dibanding efek positifnya, bahkan terkadang ada yang lari dari relitas karna ke-tidak-sanggupan masyarakat dari Bangsa ini untuk menjawab hal yang tidak mungkin untuk dihindari, karna dianggap sebagai pola penyelamatan keyakinan dari gencarnya arus informasi.
Maka ‘tujuh’ Prinsip Islam dalam menghadapi penyebaran Informasi, yakni: (1. tuhid, 2. ilmu, 3, hikmah, 4. adil, 5. ijma’, 6. istishlah, 7. ummah) menurut Sardar patut untuk dijadikan landasan, referensi, tendensi dan rujukan minimal dalam masyarakat Islam khususnya bagsa ini agar berupaya mencari dan menerima serta menyikapi Penyebaran Informasi karna merupakan proses peradaban yang lebih mudah untuk dijadikan sarana atau media dalam mencapai rahmah dan rohim serta ridho Illahi.
Tuhan berfirman: “maa lidholimiinaa min khamiimin wa laa syafii’in yuthaa’u…” . Yang artinya “…Orang-orang yang zhalim sekali-kali tidak mempunyai teman setia seorang pun tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.” (QS. Ghaafiir [40]:18). Sebuah hadits Nabi, juga ada yang artinya segala sesuatu itu tergantung pada niat pelakunya. Demikian juga tanggapan tentang TI sekarang ini.
demikian komentar tentang artikel “Prisip Islam dalam Penyebaran Information society (Mayarakat Informasi) saya sampaikan, atas perhatianya saya ucapkan terima kasih.
Waallahu a’lam bi asshawaab.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Assalau’aalaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera saya sampaikan, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. dan diberikan kemudahan dalam segala hal.
pa ni blog saya iin inayah media pembelajaran yang ikut SP
Assalau’aalaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera saya sampaikan, semoga senantiasa lancar dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin
sudah saatnya kita memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan agama islam karena media massa(televisi) merupakan alat yang paling mudah didapat hampir diseluruh dunia setiap orang memiliki televisi dan mempunyai efek yang besar .andai saja ada keinginan untuk membuat stasiun televisi yang islami sehingga tidak hanya acara gosip saja membicarakan keburukan . hampir diseluruh stasiun tv di indonesia dari pagi s/d malam acaranya selalu dengan acara gosip yang tidak mendidik seharusnya ada stasiun tv yang dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat makna suatu agama.bagaimana bersikap,bertindak dan berkata sesuai ajaran islam ,,film jgn hanya sinetron.tetapi film yang bercerita tentang keteladanan rasul dan para sahabat.
Terimakasih Mas Edi atas kunjungannya ke blog ini, apa yg Mas Edi katakan betul cuma masalahnya adalah bahwa media sudah dalam cengkaraman dunia industri yg berorientasi profit. Mendirikan TV yg Islami yg bernuansa dakwah sesuatu yg sulit sekarang ini karena mendirikan stasiun TV sangat padat modal baik peralatan maupun biaya operasionalnya. Darimana mendapatkan biaya operasional, ini yg menjadi masalah ? mudah2an ada terobosan !